in

Dating : Bulan Sabit

h2>Dating : Bulan Sabit

Bloom 🦢

Apa yang akan kutulis bahkan tidak dimulai dengan sebuah awalan. Karena awal sudah berada jauh di belakang. Ini merupakan tengah, bukan klimaks, hanya pertengahan dimana ujungnya sedang berada di bawah.

Layaknya jalan menukik, surut air laut, dan fase bulan sabit.

Mereka bilang ketika mencintai seseorang, kita harus ada tidak hanya dalam fase terbaiknya, tetapi juga fase terburuk. Karena untuk tahu apakah kamu pantas mendapatkan fase terbaiknya, hadapi ia dulu ketika ia sedang jatuh. Begitulah kamu tahu bahwa kamu pantas.

Hidupmu lebih ‘ekstrim’ dari hidupku. Apalagi sebelum bertemu denganmu. Kalau boleh aku jujur, aku belum pernah berhubungan dengan orang dengan dinamika yang sama sepertimu. Bersamamu itu seperti berlayar di tengah laut dengan ombak yang sangat tinggi dan juga hujan badai, seperti memanjat pohon tertinggi di sebuah hutan dengan angin terdahsyat. Atau mungkin selanjutnya akan terasa seperti mendaki gunung everest dan menghadapi badai salju?

Aku tidak tahu tentang laut, hutan, apalagi gunung everest. Kita tidak pernah pergi ke tempat-tempat itu bersama sebelumnya. Katakan saja bersamamu itu seperti pergi ke konser atau ke akuarium. Tapi tiba-tiba saja, band nya tidak jadi tampil, atau tiba-tiba kita salah jalan karena aku keliru membaca peta, dan akhirnya kita terjebak macet parah berjam-jam.

Tapi tentu saja bersamamu tidak selalu seperti itu. Banyak pula hal-hal menyenangkan seperti liburan panjang selama 6 bulan di Bandung, memasak dan menjual nasi hainan, bahkan hari-hari biasa seperti menelfon dengan video pada pukul 22. Itu adalah waktu-waktu ku dimana aku merasa paling tenang. Terkadang, yang paling penting bukanlah merasa puas, tetapi merasa tenang. Dan ini adalah maksudku.

Bersamamu mengajarkan aku bahwa merasa tenang terkadang lebih baik dari merasa puas. Merasa puas telah menonton konser band dari luar negeri, merasa puas telah mengunjungi akuarium, merasa puas telah berjam-jam menaiki kereta demi sampai di Bandung atau Yogyakarta, dan hal-hal lain yang memberikan kita kepuasan tersendiri. Tapi apakah kepuasan menjamin ketenangan?

Dan inilah bagaimana aku menggambarkan hubungan denganmu. Di hadapan jalanan yang menukik, pasti ada jalan yang menanjak. Setelah surutnya air laut, pasti ada pasang air laut. Dan analogi favoritku adalah bulan sabit. Karena di fase ini, walaupun bulan hanya mendapatkan sinar matahari di sebagian kecilnya, sebenarnya bentuknya tetap sama. Ia adalah bulan yang bundar walaupun tidak sempurna. Bahkan ketika sabit, bentuknya tetap indah luar biasa.

Tolong jangan salah paham dan merasa bahwa aku pantas mendapatkan tuan lain yang lebih baik, ketika satu-satunya ‘lebih baik’ yang kuinginkan adalah yang telah aku miliki denganmu saat ini. Karena sama denganmu, aku sering merasa seperti itu. Aku pun manusia, seringkali mengeluh dan mengomeli kamu yang sudah berusaha. Dan justru itu yang membuatku berpikir demikian.

Ampun, puan hanya mendamba mesra dengan tuan.

Tapi untuk kau tahu, aku telah merubah caraku mencintaimu. Beberapa cara yang sudah kucoba, dan aku rasa aku sudah menemukan yang benar.

Di awal, aku mencintaimu karena hal-hal baik yang kau lakukan untukku dan yang kita lakukan berdua. Lalu seiring dengan berubahnya keadaan, aku merubah caraku mencintaimu, aku mencintai hal-hal yang aku harapkan darimu. Tapi aku sadar kesalahan ada padaku. Dan itu menjelaskan kekecewaan dan sakit hati yang dulu juga aku rasakan.

Saat ini, yang aku sedang usahakan adalah untuk mencintaimu dengan apa adanya kamu saat ini. Menerima keadaanmu saat ini tanpa mengandaikan hal-hal yang belum terjadi di masa depan.

Saat aku menulis tulisan ini, keadaanmu saat ini adalah kamu sedang sakit covid-19, baru saja di diagnosa positif. Padahal kita belum bertemu selama lebih dari 2 minggu, dan pasti akan bertambah. Tapi walaupun begitu, saat ini kamu sedang dekat dekatnya dengan Sang Pencipta. Terlihat dari caramu berbicara akhir-akhir ini dan juga kesepakatan kita yang enggan untuk melakukan hubungan fisik yang berlebihan. Kamu juga belum memenuhi janji makan malam denganku dalam rangka hari jadi ke dua, karena kamu belum memiliki uang saat ini. Oh iya, kamu juga belum memperkenalkan aku dengan keluargamu. Dan hal terkecilnya, kamu belum memenuhi keinginan sate taichan ku.

Tapi tetap, aku mencintaimu.

Tetapi layaknya bulan sabit, ia akan kembali ke titik awal. Titik dimana ia kembali memperlihatkan bentuk utuhnya, untuk akhirnya memulai fase yang baru.

Read also  Dating : The Group

What do you think?

22 Points
Upvote Downvote

Laisser un commentaire

Votre adresse e-mail ne sera pas publiée. Les champs obligatoires sont indiqués avec *

Dating : 12 Dating Principles For Young Men

Dating : The guy I am currently dating cleaned my flat, fixed the leaking pipe in the bathroom, fed my cat and brought me a cup of coffee while I was sleeping