in

Dating : PATAH part 2 — Aku Terluka

h2>Dating : PATAH part 2 — Aku Terluka

Baiq Putri Wahyuni

Jatuh cinta dengan begitu gilanya. Bahkan aku lebih mencintai dia ketimbang diriku sendiri. Aku lebih mengutamakan dia, ketimbang diriku sendiri. Dia selalu aku nomor satukan, dia selalu aku prioritaskan. Mengorbankan seluruh waktuku hanya untuknya, hanya untuk menemani dia, hanya untuk selalu berada di dekatnya, hanya untuk selalu bersamanya. Menyulap dia menjadi sempurna. Menutupi keburukannya di hadapan teman-temanku agar teman-temanku selalu menyukai dia dan mendukung aku bersamanya. Menjagaku, membahagiakanku, tidak membuatku menangis. Menganggap dia sebagai orang paling baik, orang paling peduli, orang paling tulus di dunia ini.

Dia baik, perhatian dan selalu mengertiku lantas aku luluh begitu saja. Tak sedikitpun terbesit dalam benakku bahwa dia akan melakukan hal sama pada seseorang selain diriku. Hanya karena dia yg selalu hadir saat aku kehilangan arah, kupikir dia selalu lebih tau apa yang terbaik untukku. Kupikir dia benar-benar orang yang tepat untukku.

Dia mulai berubah. Perlahan dia menjadi dingin. Lebih diam, lebih tidak peduli dan kerap kali menghilang tanpa kabar. Tapi aku selalu berpikir positif. Aku tak ingin berpikir tentang sesuatu yang bisa membuatku terluka. Kadang dia sangat baik, sangat manis. Kadang pula sangat acuh. Semakin lama semakin terlihat dominan sifat acuhnya walau sesekali ia bersikap manis. Aku tetap berpikir bahwa semua baik baik saja. Hingga akhirnya seseorang berkata “Aku melihat dia dengan yang lain”. Tentu saja aku marah, tapi bukan pada dia melainkan pada seseorang yang berkata demikian. Aku marah dan aku membencinya. Bagaimana mungkin dia bisa bersama yang lain sedangkan ada aku disini? Pikirku. Aku tidak mempercayai siapapun sampai aku benar-benar membuktikannya sendiri. Aahh, benar saja. Akhirnya terpampang di hadapanku. Dia mengkhianatiku dan itu adalah awal dari kehancuranku.

Tak seharusnya aku begitu. Tak seharusnya aku jatuh terlalu dalam saat menjalani sebuah hubungan. Aku telah salah karena selalu bergantung padanya, tak bisa jauh darinya, melupakan teman terdekatku hanya karena dia. Aku sadar, dari awal aku telah salah mengambil keputusan. Aku pernah terluka dengan seseorang sebelum dia dan aku tidak mengambil pelajaran dari luka itu. Akibatnya, aku terluka lagi..

Catatan penting : tulisan ini bukan berdasarkan kisah nyata.

Baca :

What do you think?

Laisser un commentaire

Votre adresse e-mail ne sera pas publiée. Les champs obligatoires sont indiqués avec *

Dating : Hopeless romantics.. How is dating for you?

Tinder : Adventures of a French boy in the US