in

Dating : 00:00

h2>Dating : 00:00

Kiki

Tidak ada yang baru, saat sinar mentari mulai mengusik pandangan melalui celah jendela, aku sudah tahu: tidak ada yang baru. Aku hanya mengikuti arusnya, rasanya seperti pasrah tak bertenaga, terseret ombak, terantuk karang, sampai tenggelam berkali-kali. Beruntungnya, aku selalu selamat, masih hidup, dan kembali bertemu matahari yang terlalu terik.

Aku benar-benar tidak paham mengenai eksistensiku di dunia. Dengan masa lalu aku belum berdamai, untuk masa depan aku selalu merasa khawatir, pun saat ini aku terus bernapas walau setiap tarikannya begitu menyesakkan. Menanti hari untuk kembali menangis, bertemu orang untuk berdiam diri, belajar hal baru untuk menjadi bodoh. Tidak mengerti apa-apa.

Mengapa?

Ketika malam membuat langit menjadi gelap, aku malah tidak bisa tertidur. Kelamnya benar-benar serasi dengan pikiranku yang selalu berlarian, sampai tersandung ranting, kemudian berusaha menyelamatkan diri karena yang ada selanjutnya adalah jurang besar. Saat bulan terisi penuh dan sendirian, aku selalu merasa sama. Bukan putus asa, tetapi tidak ada lagi asa yang bisa aku genggam.

Bahkan untuk bermimpi saja, aku tidak berani.

Semua orang sedang berusaha, sampai sibuk, tidak punya waktu untuk beristirahat. Salah satu dari banyaknya teman; memiliki mimpi tinggi perihal bersekolah di luar negeri, menjadi seniman ternama, atau menjadi siswa yang sempurna baik akademik maupun non-akademik. Yang lainnya; sedang belajar memasak, menghabiskan waktu dengan kegemaran. Sisanya; pergi bermain, memiliki banyak teman, tawa dan tangisnya memiliki muara.

Katanya, kamu pasti bisa, padahal untuk berpijak pada kaki sendiri saja aku sudah menyerah. Menggapai garis akhir yang aku buat sendiri saja tidak sampai-sampai. Dari berlari, berjalan, sampai merangkak, semua sendi mulai mati, aku tidak berhasil dalam menggapai apa pun.

Aku bisa apa?

Dari semua waktu, menjelang pergantian hari, dunia terasa membeku karena dinginnya sampai pada relung hati. Ada yang menguatkan, berbisik pelan, mengatakan bahwa aku adalah orang yang hebat. Ketika jarum jam mencapai angka nol, ada tulisan yang tersirat, dalam bayangan terbaca jelas bahwa hari ini sudah berakhir. Jam 00:00 tepat.

Mengukir senyuman, seluruh rasa syukurku hanya berpusat pada kenyataan bahwa hari ini sudah berakhir. Artinya, esok adalah sama, seperti hari ini, lagi. Melepas asa, mengenang masa, mendamba rasa.

Tentang bahagia, mungkin terasa begitu sulit, tetapi aku selalu bersyukur karena hari ini sudah berakhir dan aku masih bertahan.

Menghela napas, lalu meneguk sedikit air, memadamkan lampu sehingga dalam netra sempurna gelap. Bersiap untuk tertidur, supaya tidak perlu merasa khawatir pada kenyataan bahwa aku tidak bisa apa-apa. Aku akan merasa nyaman lagi ketika bermimpi, dan kembali menggerutu sebal kalau matahari mengusik lagi, esok hari.

Aku tidak seperti orang lain, pun tidak ada yang seperti aku.

Jarum jam sudah melewati angka nol, mendengar senandung kecil dengan alunan kata: kamu akan bahagia.

Teringat, seseorang berkata bahwa bahagia adalah sebuah pilihan. Yang kemudian aku putuskan menjadi sebuah kebutuhan. Pada akhirnya, kebahagiaan hanyalah sebuah rasa yang sama saja seperti sedih. Beriringan dan semu. Nanti sedih, nanti bahagia.

Esok, pasti masih disambut dengan mentari. Berkegiatan seperti biasa, bertahan hidup dengan alasan-alasan kecil. Seperti, menunggu jarum jam bertemu angka nol. Menandakan hari ini sudah berakhir, aku masih baik-baik saja, dan seterusnya akan begitu.

Sebelum terpejam, telapak tangan saling menggengam, berdoa: semoga esok hari bisa sedikit tertawa, semoga esok hari lebih baik dari hari ini. Semesta yang tidak pernah tidur, tidak pernah melewatkan proses angin yang menyapa dedaunan kering. Maka percayalah, walau hanya dalam mimpi, selalu ada alasan dari mengapa aku merasa harus bertahan hidup sampai hari berganti. Begitu seterusnya, berulang tanpa perlu berhenti.

Tidak perlu mendesak diri untuk berloma dengan orang lain.

Hanya, bertahanlah.

Dengan dirimu sendiri, kamu tidak perlu menang, hanya perlu sayang dan menerima.

Selamat tidur.

— 20 Juni 2020.

Read also  Dating : “You Your Own Best Thing. You Are.”

What do you think?

22 Points
Upvote Downvote

Laisser un commentaire

Votre adresse e-mail ne sera pas publiée. Les champs obligatoires sont indiqués avec *

Dating : How To Attract A Man | 20 Tips To Make Yourself Attractive To Man| Impress your Guy

Dating : How To Plan the Perfect First Date